Well, bicara tentang kepemimpinan emang seru ya. Walaupun tidak semua orang memegang pemimpin secara jabatan, tapi setiap jiwa manusia terlepas dia laki-laki atau perempuan, suku dan agama apapun punya jiwa kepemimpinan. Kepemimpinan itulah yang membentuk dan menggambarkan siapa sih kita itu.
Lo enggak harus nunggu jadi direktur, CEO, eksekutif buat menanam kepemimpinan. Sekarang itu saatnya. Tapi, kalau kita ingin membentuk kepemimpinan yang baik dalam jiwa, kita harus kenali beberapa kesalahpahaman tentang kepemimpinan.
1. Pemimpin itu Bisa Menyuruh-nyuruh Bawahan:
Number one, ini diaaaa....Wahh asik ya jadi pemimpin, jadi bos, enggak ada yang marahin, ga ada yang nyuruh-nyuruh, dan ada orang yang disuruh. This is old, man. Kalau lo diberi amanah, jabatan untuk memimpin, tanggung jawab lo semakin besar. Lo harus siap dituntut ini itu dari masyarakat. Ga usah jauh-jauh deh, dari tim lo lo akan jadi orang yang paling banyak dituntut.
2. Pemimpin itu Jabatan (sudah basi):
Ga beda jauh dari yang pertama, tetapi pemimpin itu bukan masalah jabatan. Lo jadi ketua OSIS, sampai level presiden pun itu enggak ada jaminan lo bakal langsung dihormati, lo didengar tim apalagi masyarakat. Tolok ukur lo dihargai apa enggaknya itu dilihat dari gimana lo mengemban tanggung jawab, orang-orang di tim lo merasa hepi enggak, dari dampak-dampak yang lo berikan. Udah ga zaman orang memimpin dengan gaya seperti raja. Mau dihormati? Jangan gila hormat.
3. Bisa Memutuskan Sendiri:
Ahhh, ini diaa yang gampang gampang susah. Well, sebagai orang yang memegang jabatan tertinggi kita tentu punya kontrol lebih dalam organisasi. Tapi ini bukan berarti bahwa kita sebagai pemimpin bisa memutuskan semuanya sendiri dan bawahan tinggal ngikut. Bukan, bukan. Kita harus tetap berdiskusi, bermusyawarah dengan rekan kita dan meminta pendapat dari bawahan kita. Bisa jadi bawahan kita lebih pintar dan bisa memberi saran yang lebih baik. Siapa tau? Jadi kalau keputusan kita ada yang keliru atau kurang tepat ada yang mengkoreksinya.
4. Semua Tentang Pencapaian:
Menjadi pemimpin tidak hanya urusan pencapaian. Wajar dan memang seharusnya seorang pemimpin memikirkan pencapaian baik pencapaian dirinya dan organisasinya. Tapi yang tidak kalah penting terkadang kita sebagai pemimpin cenderung hanya memikirkan program, kegiatan, dan pencapaian organisasi dan lupa memikirkam orang-orangnya.
Penting sekali bagi kita untuk memahami anggota-anggotanya. Pahamilah apa yang mereka butuhkan dan tanyalah bagaimana kita bisa membantu mereka. Bagaimanapun aset yang paling berharga dari sebuah organisasi atau perusahaan adalah manusianya.
Mungkin itu cukup saja yang bisa gue share ke temen-temen. Engga terlalu banyak tapi Insya Allah bisa dipahami ya sama kita semua. Gue orangnya juga belum punya banyak pengalaman untuk memimpin karena gue juga masih seorang mahasiswa. Hanya saja dari pengalaman gue selama ikut organisasi atau bekerja kelompok dengan teman, inilah ilmu-ilmu yang bisa kita bagi.
Intinya, kita semua adalah pemimpin. Ada yang pemimpin secara formal atau jabatan tapi kalau kita tidak menjadi pemimpin, kita tetap punya peluang untuk mengembangkan kepemimpinan kita. Kalau kita masih dibawah, tak perlu minder atau rendah diri. Nah, kalau kita udah diatas ya jangan sombong ya karena kita enggak tau kan kalau suatu saat roda pasti berputar.
Comments
Post a Comment